mencari topik lain

Friday, November 23, 2012

Tanya Jawab 3 ; Anak ADHD, Hiperaktif atau Aktif yang Usil

Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012


Terima kasih atas pertanyaan dari Ibu Nanik, ibu Sri Nuryatmi, bapak Harsito, bapak Yusuf, ibu Devi

Ada perbedaan mendasar antara ADHD dan Anak Aktif biasa. ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder) atau hiperaktif dikenali sebagai perilaku akibat gangguan dari fisiologis otaknya.
Perbedaan ADHD dibanding anak aktif biasa adalah :
Lebih tidak fokus (anak aktif masih mempunyai perhatian terhadap permainan), lebih menentang (hampir tidak menuruti semua perintah), destruktif (kecenderungan merusak mainan dan barang sangat kuat, dan tidak peduli),  tidak mengenal lelah (anak aktif ada jeda karena kecapekan), tanpa tujuan (anak aktif masih mempunyai tujuan atas aktifitasnya), impulsif (tidak bisa menunda respon dan tidak bisa bersabar). Ciri – ciri ini melekat minimal 6 bulan dan muncul sebelum anak berusia 7 tahun.

Dari perbedaan itu seharusnya kita mulai bisa membedakan atas perilaku aktif anak kita.
Seringkali yang terjadi adalah kita selalu menggangap semua anak aktif sebagai hiperaktif, padahal sudah jelas perbedaannya. Nah selanjutnya apabila anak kita terlihat sangat sesuai dengan ciri - ciri ADHD maka sebaiknya kita ketemu untuk terapi lebih lanjut.
Namun apabila hanya sekedar aktif atau over aktif dengan keusilan dan kesulitan konsentrasi (tanpa gangguan fisiologis otak), berikut saya berikan beberapa tips yang semoga bisa membantu.

Pertama, Bersabarlah
Jangan tersenyum kecut dulu.. karena ini bagian termudah (mungkin.. hehe).
Apabila kita sebagai orang tua mudah jengkel dan marah, maka akan membuat anak semakin sulit dikendalikan, karena anak aktif mudah memberontak. Jadi bersabar dan sikap menerima akan sangat membantu mengelola anak yang aktif.


Kedua, Komunikasi
Berikan penjelasan dengan singkat dan jelas. Berikap sungguh - sungguh dan usahakan selalu kontak mata ketika memberi penjelasan. Tidak perlu sambil melotot karena anak akan mengganggap itu sebagai sinyal permusuhan.
Jalin komunikasi ketika anak tenang, menjelang istirahat atau pada saat makan. Sebisa mungkin komunikasi dua arah, karena jawaban anak (dua arah) merupakan tanda bahwa anak sedang perhatian kepada kita.

Ketiga, Jangan Mudah Menghukum
Pukulan, bentakan, cubitan adalah hal yang harus dihindari. Lebih baik berikan penguat atas kepatuhan dan keberhasilannya berperilaku ‘baik’ dengan reward. Sekedar ciuman sayang, senyuman, pelukan lebih baik daripada pemberian benda – benda yang dapat menimbulkan ketergantungan.

Keempat, Berikan Target Yang Mudah
Aturan seperti, ‘kalau mau pinjem mainan, ijin dulu’, ‘cuci tangan sebelum dan sesudah makan es krim’ adalah contoh aturan yang mudah dicapai. Jangan terlalu tinggi memberikan target perilaku ‘baik’ pada anak, misal, ‘setiap bertamu harus duduk sampai selesai’.
Berikan target perilaku yang detail, spesifik dan anak memahami tentang itu. Jangan berikan target yang kurang detail seperti ‘jangan nakal’.

Kelima, Salurkan Energinya
Anak aktif mempunyai energi yang besar untuk dilampiaskan. Berikan aktifitas fisik yang positif. Olahraga atau ektrakurikuler fisik bisa sangat membantu menyalurkan energinya. Kenali kesukaannya dan fasilitasi hal itu. Jika memungkinkan lakukan di rumah.
Bisa juga berikan puzzle dan permainan konsentrasi lainnya. Hindari melihat TV atau main Play Station atau sejenisnya. Melihat TV tidak menyalurkan tenaga, sedangkan main PS malah dapat memicu emosi yang harus disalurkan.

Keenam, Atur Makanan
Ahli gizi menyarankan, anak aktif jangan diberikan terlalu banyak makanan manis dan karbohidrat tinggi glukosa (nasi, tepung). Coklat juga dipercaya meningkatkan energi, jadi sebisa mungkin dihindari. Kreasikan makanan sehingga menarik disajikan.

Anak aktif dan usil adalah anak dengan keinginan eksplorasi tinggi. Jika bisa mengelola dan menyalurkan dengan benar maka justru akan menjadi nilai positif dari karakter anak di masa depan.

Semoga bermanfaat


No comments:

Post a Comment