mencari topik lain

Sunday, March 14, 2010

FINGERPRINT TES pengganti PSIKOTES ?


Baru saja saya baca perdebatan di blog milik juliaventiel tentang ‘bantuan’ fingerprint tes terhadap profil seseorang. Perdebatan tentang ke-valid-an hasil Fingerprint. Saya sedikit terkesima dengan teori – teori yang dipaparkan berdasarkan buku – buku yang termasukk kategori ‘berat’ ( Dermatoglyphics in Medical Disorders; Trends in Dermatoglyphic Research; The State of Dermatoglyphics - The Science of Finger and Palm Prints; Fingerprints : Pals and Soles).
Fingerprint yang berdasarkan ilmu dermatolglyphics atau ilmu garis tangan selama ini dikenal di dunia psikologi, namun itu sangat jarang digunakan karena tergolong dalam ilmu non ilmiah. Artinya ilmu yang dalam golongan ini sulit diuji kebenarannya karena tidak ada pembandingnya.

Finger rint Tes (FT) menurut saya adalah modernisasi ilmu jaman dahulu (disebutkan telah dipelajari sejak 300 tahun yang lalu). Ini Sebuah terobosan yang menarik. Bagaimana kita bisa mengetahui profil dasar seseorang hanya dengan tes kurang dari 5 menit. Sangat singkat dibanding kita harus melakukan psikotes beberapa jam plus bonus pusing dan lapar.


Menurut Al Gaan (praktisi FT) sidik jari manusia tidak akan pernah berubah dan pembentukannya ditentukan oleh DNA dan karena hal inilah mungkin pihak kepolisian lebih mempercayai sidik jari daripada foto wajah. Luar biasa.


Dengan penelitian – penelitian genetika yang ada, saya percaya dengan pendapat Al Gaan (kebetulan emang saya tidak berkompeten dengan ilmu tersebut). Namun menurut saya ilmu ini kurang dinamis. Sangat kaku dan terkesan kurang mengikuti perkembangan manusia itu sendiri. Karena hasil yang didapatkan (dengan asumsi benar) itu adalah blueprint awal tentang profil mental seseorang yang mungkin berhubungan dengan genetis atau bakat atau sifat bawaan seseorang sejak lahir. Alat ini tidak mampu menangkap proses perkembangan dinamis seseorang. Padahal manusia adalah makhluk paling adaptif dan mudah berubah.


Lalu hubungannya dengan psikotes apa ?


Begini, seperti yang sudah saya sampaikan FT berbicara tentang sifat dasar manusia sedangkan psikotes lebih mampu menangkap profil kepribadian manusia setelah ada pengaruh dari lingkungan. Sebagai contoh jika seseorang melakukan FT lebih dari sekali dengan perbedaan waktu yang lama maka hasilnya akan sama (kecuali operasi plastik pda telapak tangan), namun hasil pada psikotes akan mengalami perbedaan apalagi jika seseorang tersebut mengalami perubahan mental yang drastis. Atau dengan kata lain hasil dari FT adalah capture dasar/awal sebuah profil karakter sedangkan psikotes adalah capture ’saat ini’ dari sebuah profil.


Dari sisi objek ukur pun terdapat perbedaan. Jika FT mengukur tentang sesuatu yang bersifat genetik sedangkan psikotes mengukur tentang respon seseorang yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
Kesimpulannya FT tidak bisa dibandingkan dengan psikotes karena memang lain jenis, namun keduanya jika disandingkan (sekali lagi dengan asumsi hasil FT benar) mungkin akan banyak memberikan data untuk diagnosa klinis dan dalam usaha pengembangan manusia.

No comments:

Post a Comment