mencari topik lain

Wednesday, December 26, 2012

RANGKING 23



Aku ingin menjadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan


Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23. Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini, dia juga menjadi murid kualitas menengah yang sesungguhnya. 

Sebagai orangtua, kami merasa nama panggilan ini kurang enak didengar,namun anak kami ternyata menerimanya dengan senang hati. 
Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannya atau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji "Superman cilik" di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja.

Anak orang lain, bukan saja memiliki nilai sekolah yang menonjol,
juga memiliki banyak keahlian khusus. Sedangkan anak nomor 23 di keluarga kami tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan. Setiap kali suamiku menonton penampilan anak-anak berbakat luar biasa dalam acara televisi, timbul keirian dalam hatinya sampai matanya bersinar-sinar. 

Bu Guru, Sekolah Itu Apa?

 Bu Guru, sekolah itu apa sebenarnya? Aku murid kelas 5 SD. Datang pagi setiap hari. Berbaris rapi dan cium tangan hormat sebelum masuk kelas.


Pelajaran pertama matematika. Mudah sekali. Nilaiku selalu diatas sembilan. Pelajaran kedua Bahasa Indonesia. Ada peribahasa dan latihan membuat paragraf. Sesekali menjadi karangan. Karanganku tidak selalu baik. Setidaknya mendapat nilai tujuh. Pelajaran ketiga IPA. Aku suka melihat pelangi, dan aku mengerti bagaimana proses terjadinya. Dan nilaiku tak pernah kurang dari sembilan.

Bu Guru, Sekolah Itu Apa?

Friday, November 23, 2012

Tanya Jawab 1 : Tentang Anak Membantah, Susah Dipahami, dan Mudah Ngambeg

Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012


Terima kasih atas pertanyaan dari Ibu Laily, ibu Dwi Mulyaningsih, ibu Devi, ibu Nasiatul, ibu Tutik Indrawati

Mamaku Sahabatku
Saya coba awali megulas permasalahan dengan pertanyaan seperti  ini, pada saat situasi seperti apa kita marah, ngambeg, membantah, ngk mau ngomong..? Jawaban terbanyak pasti pada saat orang lain tidak mau mengerti tentang kita.
Itulah yang dirasakan anak kita. Meskipun kita sangat berusaha memahami anak kita namun dia merasa orang tua tidak mau mengerti. Lalu apa yang salah..?

CARANYA MEMAHAMI itu kesalahan fatal kita
Lho saya kan sudah tanya baik – baik..
Saya kan sudah bersabar..
Saya sudah turuti apa kemauannya..

Apapun alasan kita, anak merasa kita tidak mau mengerti, TITIK. Terlepas dari sifat anak yang egois dan keterbatasan pemahaman.

Bapak Ibu yang hebat..
Saya yakin semua orang tua berusaha untuk selalu mengerti tentang anaknya (yap saya percaya itu..),
tetapi SELALU DARI SUDUT PANDANG ORANG TUA.
Apakah kita sudah berpikir sebuah masalah dari sudut pandang anak..?
Apakah kita sudah setuju bahwa tidak belajar itu mengasikkan..?
Apakah kita paham bahwa memberesi mainan itu menyebalkan..?

Tanya Jawab 2 ; Tentang Anak suka bertengkar, Marah, Sulit Diatur, Merengek, Cara Menasehati dan Kedisiplinan

Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012


Terima kasih atas pertanyaan dari Ibu Nanik, ibu Hesty, ibu Amelia, ibu Dwi, ibu Sri Nuryatmi, ibu Tutik Anang, bapak Fadhil, ibu Devi, ibu Anggraini

Pertanyaan saya adalah, apakah bapak ibu termasuk tipikal orang tua yang mudah memarahi anak, mengatur dengan galak, tidak peduli pendapat anak, dan tidak konsisten terhadap aturan yang dibuat..? Kalo jawaban iya berarti masalahnya sudah ketemu. Karena lingkungan keluarga seperti itu akan menumbuhkan dengan subur sifat – sifat anak yang dipermasalahkan di atas.

Dalam buku ‘Alhamdulillah Anakku Nakal’ yang ditulis Fauzil Adhim dijelaskan bahwa, anak nakal itu dibentuk oleh lingkungan. Anak terlahir dengan baik, tapi kondisi dimana anak tumbuhlah yang menjadikannya lain.

Kalo bertengkar dengan saudara bagaimana, padahal udah dikasih adil..?
Sebelum dilanjutkan perlu diperjelas konsep adil. Bahwa keadilan belum tentu sama, bisa jadi uang saku antara anak TK dan SD berbeda, namun justru itu letak keadilannya. Cuman memang beberapa ada yang bisa disamakan, seperti warna kaos, jenis lauk, dan hal lain yang tidak terpengaruh kebutuhan karena faktor usia.

 Kakak dan adik gemar bertengkar, bisa jadi sudah umum. Bahkan untuk hal – hal yang sangat sepele. Karena masing – masing memiliki sudut pandang yang belum sama. Lalu apa yang harus dilakukan oleh orang tua ? jadilah wasit. Yap wasit yang adil. Bukan menyuruh mereka berantem tapi mengajari mereka sportif dan memahami aturan bersaudara.
Sedangkan untuk anak yang merengek, marah tidak terkendali, dan tidak disiplin pemahaman tentang aturan dan ketegasan orang tua menjadi modal utamanya.

Tanya Jawab 3 ; Anak ADHD, Hiperaktif atau Aktif yang Usil

Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012


Terima kasih atas pertanyaan dari Ibu Nanik, ibu Sri Nuryatmi, bapak Harsito, bapak Yusuf, ibu Devi

Ada perbedaan mendasar antara ADHD dan Anak Aktif biasa. ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder) atau hiperaktif dikenali sebagai perilaku akibat gangguan dari fisiologis otaknya.
Perbedaan ADHD dibanding anak aktif biasa adalah :
Lebih tidak fokus (anak aktif masih mempunyai perhatian terhadap permainan), lebih menentang (hampir tidak menuruti semua perintah), destruktif (kecenderungan merusak mainan dan barang sangat kuat, dan tidak peduli),  tidak mengenal lelah (anak aktif ada jeda karena kecapekan), tanpa tujuan (anak aktif masih mempunyai tujuan atas aktifitasnya), impulsif (tidak bisa menunda respon dan tidak bisa bersabar). Ciri – ciri ini melekat minimal 6 bulan dan muncul sebelum anak berusia 7 tahun.

Dari perbedaan itu seharusnya kita mulai bisa membedakan atas perilaku aktif anak kita.
Seringkali yang terjadi adalah kita selalu menggangap semua anak aktif sebagai hiperaktif, padahal sudah jelas perbedaannya. Nah selanjutnya apabila anak kita terlihat sangat sesuai dengan ciri - ciri ADHD maka sebaiknya kita ketemu untuk terapi lebih lanjut.
Namun apabila hanya sekedar aktif atau over aktif dengan keusilan dan kesulitan konsentrasi (tanpa gangguan fisiologis otak), berikut saya berikan beberapa tips yang semoga bisa membantu.

Pertama, Bersabarlah
Jangan tersenyum kecut dulu.. karena ini bagian termudah (mungkin.. hehe).
Apabila kita sebagai orang tua mudah jengkel dan marah, maka akan membuat anak semakin sulit dikendalikan, karena anak aktif mudah memberontak. Jadi bersabar dan sikap menerima akan sangat membantu mengelola anak yang aktif.

Tanya Jawab 4 ; Hobi, Minat dan Bakat Anak

Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012


Terima kasih atas pertanyaan dari Ibu Hesty, ibu Angraini, ibu Devi, bapak Fadhil

Hobi itu aktivitas kesukaan.
Minat itu arah kesukaan, jadi lebih luas dari sekedar hobi.
Sedangkan bakat itu keunggulan alamiah yang dimiliki seseorang.

Oke kita bahas tentang hobi dan minat dulu…

Dunia anak adalah dunia eksplorasi dan pengenalan. Bagi anak semua hal adalah baru dan ingin diketahui. Artinya hampir semua benda dan aktivitas diminati oleh anak. Termasuk profesi pun hampir semuanya menarik, makanya anak kecil sering berganti cita – cita seminggu tiga kali.

Artinya bicara tentang hobi dan minat pada anak usia dini masih sangat kabur. Bisa jadi minat dia hari ini akan berbeda dengan minggu depan. Minat dan hobi masih sekedar permukaan, asal hal yang menyenangkan sudah rutin, akan menjadi bosan. Bukan karena plin plan tapi karena ada aktivitas yang lebih menyenangkan.

Yang mungkin bisa di’tangkap’ hanyalah kecenderungan minat. Bisa dilihat dari, kesukaan aktivitas dan permainan, kesukaan menggambar, kesukaan dalam perbincangan, kesukaan tempat yang ingin didatangi, kesukaan karakter teman, kesukaan mata pelajaran, dan lain sebagainya. Tangkap dan simpulkan. Tapi itupun bukan jaminan minat sebenarnya. Karena dia masih akan menemui ragam aktivitas dan benda di masa mendatang. Bisa jadi minatnya akan berubah.

Tanya Jawab 5 ; Tentang Belajar, Konsentrasi dan Mudah Bosan

Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012

Terima kasih atas pertanyaan dari Bapak Harsito, ibu Tari, ibu Devi


Kebutuhan setiap anak adalah belajar, karena belajar adalah sebuah naluri untuk berkembang. Sebenarnya apapun yang dilakukan anak adalah proses belajar. Mulai dari bermain, ngobrol, berdebat, di sekolah, bahkan bertengkar pun adalah proses belajar. Karena dengan melakukan semua itu anak mempelajari bagaimana melakukan kehidupannya kelak.

Jika pada orang dewasa motivasi belajar tergantung pada keinginan menemukan solusi atas masalahnya (andragogi), maka motivasi belajar pada anak lebih tergantung pada rasa penasaran anak terhadap materi belajar (pedagogi). Atau seberapa menarik metode belajarnya.

Apabila seorang anak memiliki kesan buruk terhadap sebuah mata pelajaran maka mustahil anak akan belajar dengan benar. Kesan buruk bisa ditimbulkan karena guru yang tidak menyenangkan, cara mengajar yang tidak sesuai dengan anak, hukuman, aktifitas berat atas pelajaran (les) atau mungkin disebabkan karena kita sebagai orang tua yang menetapkan target tinggi atas pelajaran tersebut.

Tanya Jawab 6 ; Tentang Anak Minder dan Pemalu vs Keberanian dan Percaya Diri Anak

Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012

Terima kasih atas pertanyaan dari Ibu Laily, ibu Rahmayanti, ibu Hesty, ibu Dwi, ibu Sri Nuryatmi, bapak Fadhil


Setiap anak terlahir dengan semua kemungkinan. Kemungkinan hebat, kemungkinan percaya diri, kemungkinan sukses, kemungkinan menyimpang, kemungkinan minder dan lain sebagainya. Semuanya akan menjadi profil dan pribadi yang akan melekat pada dirinya kelak.

Sifat Bawaan
Sebagian ilmuwan mengatakan setiap anak memang memiliki karakter bawaan yang berbeda disamping masih ada kepribadian yaitu ciri khas seseorang yang terbentuk dari lingkungan.

ilustrasi begini..
Sebuah lukisan yang hebat terdiri dari kanvas yang digunakan dan warna yang dicoretkan di atasnya. Kanvas itu ibarat karakter dan coretan warna adalah kepribadian. Sifat sifat seseorang melekat pada dirinya dalam bentuk kepribadian.

Anak yang berkarakter semangat (sanguinis/mudah panas) lebih mudah diajarkan keberanian dari pada anak yang berkarakter pelan (melancholic/berat). Namun bukan berarti karakter melancholic  tidak bisa berani. Semua sangat tergantung pada kita, sang orang tua dan lingkungan untuk membentuknya.
Artinya ada anak yang lebih sedikit membutuhkan rangsangan/stimulus untuk munculnya sifat keberanian dan ada anak yang memerlukan lebih banyak rangsang atau dukungan.

Friday, July 20, 2012

Psikologi Kognitif dan Pendidikan Taklif

pic by danbo
Dalam perkembangan anak, secara teori terbagi atas level – level perkembangan. Dan setiap masa perkembangan mengenal tugas perkembangan, yaitu sebuah aktifitas atau kemampuan yang menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah tahap perkembangan tersebut.
Kemampuan seorang anak menyelesaikan sebuah tugas perkembangan akan berpengaruh positif pada penyelesaian tugas perkembangan berikutnya. Dan demikina pula sebaliknya.

Pada artikel kali ini saya akan mencoba menggabungkan antara tahapan perkembangan psikologi yang ditinjau dari perkembangan kognitif menurut Jean Piaget dan pendidikan apa yang harus dilakukan orang tua menurut Islam yang pada artikel ini saya ambil dari dari bukunya M. Fauzil Adhim yang berjudul ‘Mendidik Anak Menuju Taklif’.

Sunday, July 8, 2012

MUTIARA ANAK

sumber danbo
If kids come to us from strong, healthy functioning families, it makes our job easier.
If they do not come to us from strong, healthy, functioning families, it makes our job more important.
Sebagai seorang guru (pendidik), bila murid-murid kita berasal dari keluarga yang harmonis dan bahagia, maka tugas kita akan semakin mudah.
Tetapi bila murid kita TIDAK berasal dari keluarga yang harmonis dan bahagia, maka tugas kita menjadi semakin PENTING.
(Walau lebih mudah mendidik anak-anak yang "sudah baik", tetapi tugas pendidik yang sejati adalah mendidik mereka yang masih "mencari jalannya" ini.
~  Barbara Colorose   ~


Teachers affect eternity; no one can tell where their influence stops.
Guru atau pendidik memiliki pengaruh yang luar biasa, tidak ada batasnya. Tidak ada yang bisa mengatakan di mana pengaruh seorang yang mendidik dengan baik (atau tidak baik) ini berhenti.
(Semua yang dilakukan manusia bisa jadi merupakan hasil dari pengaruh atau didikan orang yang mendidiknya dulu, sedikit atau banyak.)
~  Henry Brooks Adams  ~

Monday, June 25, 2012

Tanya Jawab Online



Gimana ya caranya menumbuhkan minat belajar pada anak usia dini ?


Aku melihat anak usia TK. B, sudah bisa belajar sendiri dengan minat yang bagus dan terlihat serius pada waktu yang cukup lama (mungkin karena bapak / ibunya seorang guru x ya).
Sekarang anakku baru TK. A, bila di ajak belajar cukup lama suka nangis (padahal baru 5 s/d 15 menit), dan merasa terpaksa sekali.

yang saya bingung sepertinya sudah bisa bikin alasan atau mungkin mengada-ada, misalnya ketika waktunya tidur (jam 1 atau jam 2 malam) tapi dia tidak mengantuk dia malah minta belajar agar tidak tidur dan ada temennya, setelah dinyalakan komputer malah main yang lainnya, terkadang juga minta yang aneh-aneh misalnya musti pake laptop, tapi setelah dinyalakan nanti malah main atau nonton video kesukaannya saja.

Jawaban

Thursday, May 3, 2012

TIDAK DIHARGAI ANAK ?

Pelajaran Marah dari Mahagurunya (pic.net)
Ketika seorang anak mematuhi perintah atau nasehat yang kita katakan maka muncul sebuah pertanyaan, apakah dia mematuhi dengan ikhlas atau karena takut atas kemarahan kita jika menolaknya ?


Jika kita adalah orang tua yang mudah membentak atau cemberut atau bahkan menggunakan ‘fisik’ untuk mengatur anak, maka bisa saya pastikan, pasti anak kita patuh karena takut. Artinya anak tidak menghargai atau menghormati kita namun hanya takut kepada kita.  


Nah beberapa waktu lalu saya membahas hal ini atas pertanyaan dalam sebuah media yahoo answer.

Bagaimana agar dihargai dan dihormati anak...?

Friday, April 20, 2012

Televisi dan Perkembangan Otak Anak

(pic.xamherbal)
Televisi berbahaya bagi anak..? YAP!!
Saya yakin selama ini kita mengetahui hal itu dan kita sepakat tentang bahayanya.
Tayangan tayangan yang tidak bermutu, merusak moral dan sebagainya.
Meskipun ada program dan acara yang mendidik namun tetap 'dihimpit' juga oleh iklan iklan yang kadang tidak pas ditonton oleh anak.

Itu semua tinjauan dari sisi perkembangan sosial dan kepribadian

Namun bagaimana tinjauan dari perkembangan otak..?

Apa bahaya tayangan televisi bagi perkembangan otak anak..?

oke, saya mendapatkan artikel menarik dari kompas yang saya share dibawah ini..


Tahu tidak, menjauhkan si kecil dari televisi ternyata malah akan memberinya kesempatan mengembangkan beragam kecerdasan.

Saat menghadapi si kecil yang rewel, kita sering menggunakan cara gampang yang dianggap "ampuh", yakni mengajaknya nonton teve. Lalu, tak sedikit orang tua yang merasa bangga bila anaknya mampu menghapal kalimat atau lagu maupun akting yang didapatnya dari tayangan teve. Apa iya jurus tersebut memang benar-benar ampuh dalam arti kata sebenarnya? Apakah kemampuan si kecil menghapal lagu, kalimat, atau akting dari teve menjadi pertanda si kecil cerdas?

Tuesday, April 17, 2012

Setangkup Kasih Sayang

 (Keke Muhir/Ummu/hamas_ummu@yahoo.com)
* Berbagi dari PSPA


Ingatlah kita bukan orangtua Malaikat^*
pic: internet
Kita sah-sah saja punya sifat manusiawi; kesel, marah, sedih, kecewa,
capek atau pusing sekalipun
perasaan-perasaan negatif yang wajar
tapi bagaimana kita bisa menyalurkannya hingga menjadi energi positif
untuk menempa anak-anak kita...

Yang sejatinya juga bukan para Malaikat ^*
yang memang tercipta sebagai ahli ibadah
yang langsung terampil melakukan semua kebaikan
mereka, anak-anak kita tengah belajar
sedang berproses ~
bereksplorasi menjadi cahaya kehidup
an













dan....
jika kita memahaminya
Insya Allah anak-anak kita akan menebar cahaya untuk kehidupan
bahkan juga untuk kita, orangtuanya sekalipun kita tidak lagi hidup di dunia


KARUNIA FITRAH

 Kita sudah sering dingatkan, bahwa semua anak lahir fitrah
kita juga sudah sepakat bahwa anak adalah anugrah, anugrah terindah ^^
tapi seringkali, sadar atau tidak, kita seolah menjadikan mereka beban
kita bilang mereka, anak-anak kita terlalu banyak meminta
bahkan disaat mereka sebenarnya sedang memberi

Padahal...
bila mereka anugrah
seharusnya bersama mereka adalah suatu kebahagiaan
tapi mengapa banyak anak menjadi "yatim piatu" disaat ortunya masih lengkap
berapa banyak anak enggan bercerita kepada ortu, mereka justru memilih yang lain



Monday, April 2, 2012

Mendidik Anak Menjadi Koruptor Sejak Dini

Mau mendidik anak menjadi koruptor sukses ? enggaklah meski bisa kaya tujuh turunan.
Tapi, apakah menyadari bahwa banyak ortu (termasuk lingkungan) tanpa sadar sering mendidik anak untuk mempunyai mental koruptor?


Jangan biarkan mereka jadi generasi gayus
pic : vivanews
Masak sih... ?!!
baiklah kita buktikan..!
Namun sebelumnya kita sedikit uraikan beberapa kemampuan mental yang dibutuhkan untuk menjadi seorang koruptor handal.. jiaah!

Tentu kita masih ingat dengan  nama – nama seperti Edy tansil dan banyak nama beken tahanan KPK.. ? pasti ingat..

Ya iyalah mereka kan tokoh terkenal di negeri ini. Mereka adalah 'sosok inspirasi sukses' yang luar biasa.. bukan hanya kaya, namun bisa mempengaruhi banyak hal termasuk mungkin kekuasaan.

Mempunyai 'profesi sukses' sekaliber mereka membutuhkan beberapa kompetensi (kemampuan) yang bersifat positif dan negatif.

Kemampuan bersifat positif  seperti, interpersonal yang bagus, artinya bisa menjalin hubungan baik dengan siapa saja, lalu kemampuan lobi - lobi dan ‘mengelola’ orang lain (biasanya hal ini selalu berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi persuasif yang hebat).
Kemampuan ini tidak harus semuanya dalam level hebat. Artinya bisa jadi memiliki level kemampuan yang standar saja, tapi yang jelas harus ada.
Satu kemampuan yang bersifat positif lainnya adalah keberanian ambil resiko.

Di sisi lain seorang koruptor juga memerlukan kemampuan yang bersifat negatif. Kemampuan ini justru menjadi kunci untuk menjalani profesi koruptor tersebut.
Tanpa kemampuan kunci ini mereka hanyalah orang hebat yang baik.

Friday, February 24, 2012

Yang Bodoh Yang Sukses

Apakah anda merasa memiliki anak yang ketinggalan pelajaran dan acuh terhadap sekolah formal..? Berikut beberapa rangkuman riwayat para tokoh hebat yang berawal dari 'kegagalan' dalam perjalanan hidupnya :

adam khoo
1. Adam Khoo :
 Dia orang Singapura. Waktu kecil, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV.
Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas empat SD, Ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh enam SMP terbaik di sana. Akhirnya, ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.
Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki empat bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta.
Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.

2. Albert Enstein :
 Siapa yang belum tahu Albert Einstein? Dialah Ilmuwan terkenal abad 20 yang terkenal dengan teori relativitasnya. Dia juga salah satu peraih Nobel. Siapa sangka dia adalah seorang anak yang terlambat berbicara dan juga mengidap Autisme. Waktu kecil dia juga suka lalai dengan pelajaran.

Thursday, February 16, 2012

BAHAYA PSIKOTES BAGI ANAK

sumber - Internet
Kasus I
Ibu A : ‘hasil psikotes anakku IQnya 125..!’
Ibu B : ‘oh ya..  hebat dong! Kalo begitu besok si  Bimo aku bawa ke tempat psikotes ah.. jadi penasaran.
Ibu A : ‘ iya, cuman kok nilai matematikanya masih 6 ya.. padahal sudah les matematika di dua tempat lo..

Kasus II
Ibu Guru : ‘Ibu,  ini hasil tes psikologi si Aryo.’
Ibu Aryo : ’97..? maksud angka ini apa bu ?
Ibu Guru : ‘maksudnya kecerdasan anak ibu sedikit dibawah rata – rata, kata psikolognya ibu perlu untuk meningkatkan kesadaran Aryo untuk belajar lebih tekun.
Ibu Aryo : ‘maap bu, saya sudah capek, tiap hari sudah saya marahi, bapaknya juga, tapi tetep aja bandel.

Kasus III
(diambil dari komentar di blog tingkahanak.com)
June 17, 2011 at 09:03
Anak sy jg ditest dan disimpulkan mempunyai kecenderungan berlebihan untuk menutup diri, menguasai dan depresi alias mempunyai sifat dominative, padahal sehari harinya anaknya sangat perhatian sama saudaranya, mau mengalah dan ceria sperti biasa, ketika diprotes bahwa kesimpulan berbeda dengan apa yang diamati oleh kami orang tuanya, si psikolog ini bilang bahwa sifat ini nanti kalo dewasa baru meledak seperti pelaku mutilasi(……?????) wow….psikolog atau apa ini

Kasus kasus di atas sering terdengar di sekitar kita. Sebuah dampak dari psikotes yang dirasakan orang tua dan (tentu saja, sang ‘terdakwa’) anak. Biasanya tidak sedikit yang kebingungan setelah menerima hasil tes psikologi anaknya. Bisa disebabkan karena penjelasan hasil psikotes diberikan dengan dengan bahasa dewa (susah dimengerti) atau penjelasan yang kelewat minim (tanpa banyak kata) atau hasil tes yang sama sekali berbeda dengan kenyataan.

Alhasil psikotes yang awalnya bertujuan membantu mengetahui profil anak bisa jadi berubah menjadi alat membuat kekacauan di keluarga. Lantas kenapa bisa begini dan kenapa bisa begitu..?

Monday, February 6, 2012

Membangun Moral di SD Jepang

sumber - internet
Anak saya bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) kota Tokyo, Jepang. Pekan lalu, saya diundang untuk menghadiri acara “open school” di sekolah tersebut. Kalau di Indonesia, sekolah ini mungkin seperti SD Negeri yang banyak tersebar di pelosok nusantara. Biaya sekolahnya gratis dan lokasinya di sekitar perumahan.

Pada kesempatan itu, orang tua diajak melihat bagaimana anak-anak di Jepang belajar. Kami diperbolehkan masuk ke dalam kelas, dan melihat proses belajar mengajar mereka. Saya bersemangat untuk hadir, karena saya meyakini bahwa kemajuan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari bagaimana bangsa tersebut mendidik anak-anaknya.

Melihat bagaimana ketangguhan masyarakat Jepang saat gempa bumi lalu, bagaimana mereka tetap memerhatikan kepentingan orang lain di saat kritis, dan bagaimana mereka memelihara keteraturan dalam berbagai aspek kehidupan, tidaklah mungkin terjadi tanpa ada kesengajaan. Fenomena itu bukan sesuatu yang terjadi “by default”, namun pastilah “by design”. Ada satu proses pembelajaran dan pembentukan karakter yang dilakukan terus menerus di masyarakat.