mencari topik lain

Thursday, May 3, 2012

TIDAK DIHARGAI ANAK ?

Pelajaran Marah dari Mahagurunya (pic.net)
Ketika seorang anak mematuhi perintah atau nasehat yang kita katakan maka muncul sebuah pertanyaan, apakah dia mematuhi dengan ikhlas atau karena takut atas kemarahan kita jika menolaknya ?


Jika kita adalah orang tua yang mudah membentak atau cemberut atau bahkan menggunakan ‘fisik’ untuk mengatur anak, maka bisa saya pastikan, pasti anak kita patuh karena takut. Artinya anak tidak menghargai atau menghormati kita namun hanya takut kepada kita.  


Nah beberapa waktu lalu saya membahas hal ini atas pertanyaan dalam sebuah media yahoo answer.

Bagaimana agar dihargai dan dihormati anak...?
Ada beberapa hal yang mempengaruhi rasa hormat/menghargai anak kepada orang tua, semuanya berkaitan dengan sikap orang tua kepada anak, antara lain :

1. Ketegasan bukan Kemarahan


Sikap yang sungguh sungguh terhadap keputusan yang sudah diambil.
Orang sering mengartikan tegas dengan kemarahan, padahal TIDAK ADA HUBUNGANNYA.
Marah adalah emosi karena ketidak sukaan, sedangkan tegas adalah sikap. Tegas dapat dilakukan dengan senyuman bahkan pelukan.
Indahnya Pemandangan ini (pic.net)


Kata kuncinya adalah konsisten. Orang tua sering tidak konsisten dengan ketegasannya karena sikap anak. Padahal dampak ketidakkonsistenan kita adalah ketidakpercayaan anak atas aturan/sikap kita atau anak menganggap bahwa aturan kita tidak penting. Nah jika sudah seperti ini, biasanya kita melakukannya dengan marah - marah.

2. Keteladanan alias Contoh


Dengan perkataan anak akan memahami, dengan keteladanan anak akan melakukan.
Pastikan kita tidak melanggar aturan/nasehat yang telah kita sampaikan kepada anak kita. Apalagi melakukan perilaku yang berlawanan.
Anak membutuhkan contoh untuk membiasakan perilaku baiknya, dan kitalah yang paling bertanggungjawab atas contoh tersebut.

3. Sikap Bersahabat


Sekali waktu jadilah pendengar yang hebat bagi anak2 kita. Jangan disanggah.. tanyakan saja detailnya. Ekspresikan ketertarikan atas ceritanya.
Anak sering lebih percaya kepada teman karena dia tidak memiliki orang tua yang asik. Yang ada hanyalah orang tua tukang menasehati, penuh aturan, dan marah - marah. Sekali waktu berkomentarlah positif tentang model sepatu pilihannya atau film pilihannya
, seperti bagaimana komentar sahabat baiknya.

4. Hargai dia sebagai subjek bukan objek ambisi kita


Ini sangat penting, sikap menghargai selalu bertimbal balik dengan sikap yang sama. Kesalahan anak sangatlah wajar, karena keterbasatan pengetahuan wawasan dan pengalaman. Namun bukan dengan alasan itu kita berhak menghukum seenaknya. Alangkah kasihan anak kita jika kebingungan dia kita sambut dengan kemarahan.
Hargai prosesnya dan senyumlah atas hasilnya. Ingat kehidupan anak adalah proses belajar yang luar biasa. Dan belajar sangatlah dekat dengan kesalahan.

Terakhir..
Mari kita bersama2 berusaha untuk selalu memberikan terbaik bagi mereka. Jangan putus asa, toh kitalah yang menginginkan dia ada.


No comments:

Post a Comment