mencari topik lain

Wednesday, November 2, 2011

Jadikan Kelemahan sebagai Kekuatan


ilustrasi - smbr : judo ind
Coba renungkan sejenak, terkadang kelemahan kita bisa menjadi kekuatan terbesar kita. Seperti contoh cerita seorang anak laki-laki berusia 12 tahun yang memutuskan untuk mempelajari Judo, meskipun ia telah kehilangan lengan kirinya dalam sebuah kecelakaan mobil.

Sang Bocah belajar dari seorang guru Judo Jepang. Bocah ini benar-benar belajar dengan baik, sehingga ia sendiri tidak paham, kenapa setelah tigabulan latihan, sang guru hanya mengajarkannya satu gerakan. "Sensei," akhirnya sang bocah bertanya, "Bukankah saya seharusnya sudah belajar gerakan lainnya?"

"Ini adalah satu-satunya gerakan yang kamu tahu, tapi ini juga satu-satunya gerakan yang perlu kamu ketahui" jawab sang Sensei.

Walau tidak begitu memahami, tapi tetap percaya pada gurunya, bocah ini tetap berlatih dan berlatih.


Beberapa bulan kemudian, sang sensei mengantarkan sang bocah ke turnamen pertamanya. Terkejut pada kemampuannya sendiri, sang bocah dengan mudah memenangkan dua pertarungan pertamanya.

Pertarungan ketiga lebih sulit, tapi setelah beberapa saat, lawannya kehilangan kesabaran dan menyerang, sang bocah dengan piawai menggunakan satu gerakannya untuk memenangkan pertarungan. Masih heran dengan kemenangannya, sang bocah masuk final.

Kali ini, lawannya lebih besar, lebih kuat, dan lebih berpengalaman. Untuk beberapa saat sang bocah terlihat tidak sepadan dibanding lawannya. Karena kuatir sang bocah bisa cedera, wasit menyerukan time-out. Ia bermaksud menghentikan pertarungan saat sang sensei menginterupsinya.

"Tidak," interupsi sang sensei,"Biarkan ia melanjutkan. "

Segera setelah pertarungan dilanjutkan, lawannya membuat kesalahan kritikal: ia lalai dalam pertahanannya. Secara cepat sang bocah menggunakan satu gerakan untuk menguncinya. Sang bocah memenangkan pertarungan dan kejuaraan. Ialah sang juaranya.

Dalam perjalanan kembali ke rumah, sang bocah dan senseinya mempelajari kembali setiap gerakan di pertarungan hari itu. Lalu sang bocah berani menanyakan yang terus dipikirkannya. "Sensei, bagaimana saya bisa memenangkan kejuaraan hanya dengan satu gerakan?"

"Kamu menang karena dua alasan!" jawab sang sensei.

"Pertama, kamu hampir memahiri salah satu bantingan tersulit dari semua gerakan di judo. Kedua, satu-satunya pertahanan yang telah diketahui terhadap gerakan itu adalah jika lawan kamu menangkap lengan kiri kamu" Kelemahan sang bocah telah menjadi kekuatan terbesarnya.

 sumber : TDW (internet)

 
Dalam keseharian tak jarang kita menjumpai kelemahan yang menjadi kendala dalam perkembangan anak. Ada dua hal yang perlu dipahami, pertama apakah itu benar - benar sebuah kelemahan atau hanya sekedar 'judge' dari kita atau dari lembaga - lembaga 'penilai' yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Seringkali terjadi kelemahan anak adalah sebuah potensi yang tidak berkembang akibat tidak adanya dukungan lingkungan.
Kedua, penerimaan sebuah kelemahan adalah sebuah langkah awal yang baik untuk memperbaikinya. Tak jarang penolakan akan suatu kelemahan menjadikan orangtua buta terhadap metode belajar atau pola asuh apa yang perlu diterapkan.
Jadi optimislah akan sesuatu yang dikaruniakan olehNya kepada kita, karena Dialah pemilik rencana - rencana terbaik.

No comments:

Post a Comment