Sesi Parenting pada Event Menggambar dan Mewarnai Piring Gerabah
Minggu 18 November 2012
Terima kasih atas pertanyaan dari Ibu Nanik, ibu Sri Nuryatmi, bapak Harsito, bapak Yusuf, ibu Devi
Ada perbedaan mendasar antara ADHD dan Anak Aktif biasa. ADHD
(Attention Deficit/Hyperactivity Disorder)
atau hiperaktif dikenali sebagai perilaku akibat gangguan dari fisiologis
otaknya.
Perbedaan ADHD dibanding anak aktif biasa adalah :
Lebih tidak fokus
(anak aktif masih mempunyai perhatian terhadap permainan), lebih menentang (hampir tidak menuruti semua perintah), destruktif (kecenderungan merusak
mainan dan barang sangat kuat, dan tidak peduli), tidak
mengenal lelah (anak aktif ada jeda karena kecapekan), tanpa tujuan (anak aktif masih mempunyai tujuan atas aktifitasnya),
impulsif (tidak bisa menunda respon
dan tidak bisa bersabar). Ciri – ciri
ini melekat minimal 6 bulan dan muncul sebelum anak berusia 7 tahun.
Dari perbedaan itu seharusnya kita mulai bisa membedakan
atas perilaku aktif anak kita.
Seringkali yang terjadi adalah kita selalu menggangap
semua anak aktif sebagai hiperaktif, padahal sudah jelas perbedaannya. Nah
selanjutnya apabila anak kita terlihat sangat sesuai dengan ciri - ciri ADHD
maka sebaiknya kita ketemu untuk terapi lebih lanjut.
Namun apabila hanya sekedar aktif atau over aktif dengan keusilan dan kesulitan
konsentrasi (tanpa gangguan fisiologis otak), berikut saya berikan beberapa
tips yang semoga bisa membantu.
Pertama,
Bersabarlah
Jangan tersenyum kecut dulu.. karena ini bagian termudah
(mungkin.. hehe).
Apabila kita sebagai orang tua mudah jengkel dan marah,
maka akan membuat anak semakin sulit dikendalikan, karena anak aktif mudah
memberontak. Jadi bersabar dan sikap menerima akan sangat membantu mengelola
anak yang aktif.
Kedua, Komunikasi
Berikan penjelasan dengan singkat dan jelas. Berikap sungguh
- sungguh dan usahakan selalu kontak mata ketika memberi penjelasan. Tidak
perlu sambil melotot karena anak akan mengganggap itu sebagai sinyal
permusuhan.
Jalin komunikasi ketika anak tenang, menjelang istirahat
atau pada saat makan. Sebisa mungkin komunikasi dua arah, karena jawaban anak
(dua arah) merupakan tanda bahwa anak sedang perhatian kepada kita.
Ketiga, Jangan
Mudah Menghukum
Pukulan, bentakan, cubitan adalah hal yang harus
dihindari. Lebih baik berikan penguat atas kepatuhan dan keberhasilannya
berperilaku ‘baik’ dengan reward.
Sekedar ciuman sayang, senyuman, pelukan lebih baik daripada pemberian benda –
benda yang dapat menimbulkan ketergantungan.
Keempat, Berikan
Target Yang Mudah
Aturan seperti, ‘kalau
mau pinjem mainan, ijin dulu’, ‘cuci
tangan sebelum dan sesudah makan es krim’ adalah contoh aturan yang mudah
dicapai. Jangan terlalu tinggi memberikan target perilaku ‘baik’ pada anak,
misal, ‘setiap bertamu harus duduk sampai
selesai’.
Berikan target perilaku yang detail, spesifik dan anak
memahami tentang itu. Jangan berikan target yang kurang detail seperti ‘jangan nakal’.
Kelima, Salurkan
Energinya
Anak aktif mempunyai energi yang besar untuk
dilampiaskan. Berikan aktifitas fisik yang positif. Olahraga atau
ektrakurikuler fisik bisa sangat membantu menyalurkan energinya. Kenali
kesukaannya dan fasilitasi hal itu. Jika memungkinkan lakukan di rumah.
Bisa juga berikan puzzle
dan permainan konsentrasi lainnya. Hindari melihat TV atau main Play Station
atau sejenisnya. Melihat TV tidak menyalurkan tenaga, sedangkan main PS malah
dapat memicu emosi yang harus disalurkan.
Keenam, Atur
Makanan
Ahli gizi menyarankan, anak aktif jangan diberikan
terlalu banyak makanan manis dan karbohidrat tinggi glukosa (nasi, tepung).
Coklat juga dipercaya meningkatkan energi, jadi sebisa mungkin dihindari.
Kreasikan makanan sehingga menarik disajikan.
Anak aktif dan usil adalah anak dengan keinginan
eksplorasi tinggi. Jika bisa mengelola dan menyalurkan dengan benar maka justru
akan menjadi nilai positif dari karakter anak di masa depan.
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment